KOMANDAN TERTINGGI : Kurawa (Bhisma) ; Pandawa (Drestadyumna)
PEMIMPIN PASUKAN : Kurawa (Dursasana) ; Pandawa (Bima)
FORMASI PERANG : Kurawa (KurmaWyuha) ; Pandawa (SarpaWyuha)
JALANNYA PERANG BARATAYUDA :
- (Arjuna meminta kresna menjalankan Kereta ke tengah medan perang untuk melihat kedua kubu, Arjuna ragu untuk perang, kresna menasehati arjuna dalam Bhagafat Gita, Kresna menunjukkan wujud ketuhanannya sebagai Wisnu pada arjuna )
- (Yudistira melepaskan jubah perang dan pergi ke klan kurawa memohon restu pada Bhisma, Resi Drona, Resi Kripa & Raja Salya)
- (Yudistira mengumumkan siapa ksatria dan pasukan yg mau berpindah baik dari klan pandawa atau klan Kurawa, Yuyutsu saudara Tiri Duryudana berpindah dan memihak Pandawa)
Pada hari pertempuran yang pertama, begitu juga pada hari-hari berikutnya, pasukan para Korawa berbaris menghadap barat sedangkan pasukan para Pandawa berbaris menghadap timur. Pasukan Korawa membentuk formasi seperti burung elang:
pasukan penunggang gajah sebagai tubuhnya; pasukan para Raja dan ksatria di barisan depan sebagai kepalanya; dan pasukan penunggang kuda sebagai sayapnya.
Dalam urusan perang, Bisma berkonsultasi dengan panglima Drona, Bahlika dan Krepa. Pasukan Pandawa diatur oleh Yudistira dan Arjuna agar membentuk "formasi Bajra".
Karena pasukan Pandawa lebih kecil daripada pasukan Korawa, maka strategi berperang dibuat agar memungkinkan pasukan yang kecil untuk menyerang pasukan yang besar. Sesuai strategi Pandawa, pasukan pemanah akan menghujani musuh dengan panah dari belakang pasukan garis depan. Pasukan garis depan menggunakan senjata langsung jarak pendek seperti: gada, pedang, kapak, tombak, dll.
Pasukan Korawa terdiri dari sebelas divisi di bawah perintah Bisma. Sepuluh divisi pasukan Korawa membentuk barisan yang sangat hebat, sedangkan divisi kesebelas masih berada di bawah aba-aba langsung dari Bisma, dan sebagian divisi melindunginya dari serangan langsung karena Bisma sangat berguna dan merupakan harapan untuk menang.
Setelah sepakat dengan formasi dan strategi masing-masing, pasukan kedua belah pihak berbaris rapi. Duryodana optimis melihat pasukan Korawa memiliki para kesatria tangguh yang setara dengan Bima dan Arjuna.
Namun ada tokoh-tokoh lain yang setara dengan mereka seperti Yuyudana(Satyaki), Raja Wirata, dan Raja Drupada yang ia anggap sebagai batu rintangan dalam mencapai kajayaan dalam pertempuran.
Ia juga optimis karena ksatria-ksatria yang sangat ahli di bidang militer, yaitu Bisma, Karna, Kertawarma, Wikarna, Burisrawa, dan Krepa, ada di pihaknya. Selain itu Raja agung seperti Yudhamanyu dan Uttamauja yang sangat perkasa juga turut berpartisipasi dalam pertempuran sebagai penghancur bagi musuh-musuhnya.
Bisma, dengan diikuti oleh Para Raja dan ksatria dari kedua belah pihak meniup "sangkala" (terompet kerang) mereka tanda pertempuran akan segera dimulai. Ketika terompet sudah ditiup dan kedua pasukan sudah berhadap-hadapan, bersiap-siap untuk bertempur, Arjuna menyuruh Kresna, guru religious sekaligus kusir keretanya, agar mengemudikan keretanya menuju ke tengah medan pertempuran supaya ia bisa melihat, siapa yang siap bertempur dan siapa yang harus ia hadapi.
Setelah isyarat penyerangan diumumkan, kedua belah pihak maju dengan senjata lengkap. Divisi pasukan Korawa dan divisi pasukan Pandawa saling bantai. Bisma maju menyerang tentara Pandawa dan membinasakan apapun yang menghalangi jalannya. Abimanyu putra Arjuna melihat hal tersebut dan menyuruh para pamannya agar berhati-hati.
Ia sendiri mencoba menyerang Bisma dan para pengawalnya, namun usaha para kesatria Pandawa tidak berhasil. Mereka menerima kekalahan. Putra Raja Wirata yaitu Pangeran Utara maju menghadapi Salya Raja dari Kerajaan Madra.
Utara yang menaiki gajah perang, mencoba melumpuhkan kereta perang Salya. Setelah keretanya lumpuh, Salya meluncurkan senjata lembingnya ke arah Utara. Senjata tersebut menembus baju zirah Utara. Kemudian, Salya menyerang gajah tunggangan Utara dengan panah-panahnya. Utara dan gajahnya pun gugur seketika.
Setelah Utara gugur, Sweta mengamuk. Dengan nafsu membunuh, ia mengejar Salya. Para kesatria Korawa yang menyadari hal itu segera melindungi Salya, namun tidak ada yang mampu mengatasi kemarahan Sweta. Akhirnya Bisma turun tangan. Dengan senjata khusus, ia memanah Sweta sehingga kesatria tersebut gugur seketika.
Ketidak mampuan Pandawa melawan Bisma, serta kematian Utara dan Sweta di hari pertama, membuat Yudistira menjadi pesimis. Namun Sri Kresna berkata bahwa kemenangan sesungguhnya akan berada di pihak Pandawa.
- Kritawarma (Kalah) VS Abimanyu (Menang) - Raja Salya (Kalah) VS Abimanyu (Menang) - Durmaka (Kalah) VS Abimanyu (Menang)
- Bhisma (Menang) VS Abimanyu (Kalah)
- Duryudana (Kalah) VS Abimanyu (Menang)
- Bhisma (Menang) VS Bima & Drestadyumna (Kalah)
- Bhisma VS Arjuna = Imbang
- Raja salya (Menang) VS Uttara (Anak Raja Wirata) Tewas
- Raja salya (Menang) VS Gajah wahana Uttara (Tewas)
- 7 Kaurava brothers (Kalah) VS Sweta (Menang) - Bhisma (Menang) VS Sweta (Kakak Uttara) Tewas - Duryudana (Menang) VS Bima (Kalah)
HASIL PERANG : Kurawa (Menang) ; Pandawa (Kalah).
Tags
Baratayudha