Batara Surya adalah putera Sanghyang Ismaya dengan Dewi Senggani. Batara Surya memiliki sepuluh saudara yaitu Sanghyang Wungkuan, Sanghyang Temboro, Sanghyang Kuwera, Sanghyang Wrahaspati, Sanghyang Syiwah, Sanghyang Surya, Sanghyang Candra, Sanghyang Yama/Yamadipati, Sanghyang Kamajaya lan Bathari Darmanasti utawa Dewi Darmanastiti.
Batara Surya dikisahkan memiliki dua isteri yaitu Dewi Ngruna dan Dewi Ngruni, dimana kedua istrinya tersebut adalah kakak adik. Kedua isteri Sanghyang Surya tersebut, oleh Sanghyang Wenang diberi telur masing-masing satu butir.
Batara Surya |
Telur yang diberikan kepada Dewi Ngruna, saat tiba waktunya menetas menjadi garuda kembar yang kemudian diberi nama Sampati dan Jatayu. Kedua garuda ini menjadi salah satu tokoh penting dalam wiracarita Ramayana.
Sedangkan telur yang diberikan kepada Dewi Ngruni, menetas menjadi ular yang jumlahnya tak terhitung. garuda Sampati dan Jatayu adalah putera Garuda Aruna yang lain dari Dewi Sweni. Garuda Aruna dan Garudha adalah putera Resi Kasyapa dengan Dewi Winata.
Sedangkan bangsa naga atau ular juga merupakan putera Resi Kasyapa dengan isterinya yang bernama Dewi Kadru. Selain Dewi Ngruna dan Dewi Ngruni, Batara Surya juga memiliki isteri lain yaitu Dewi Prati atau Dewi Haruni, puteri Sanghyang Ramaparwa yang tak lain adalah putera Sanghyang Wening.
Putra resminya bernama Batara Rawiatmaja yang kemudian menurunkan raja-raja di negara Maespati, dan diantaranya adalah Prabu Arjunawijaya atau Arjunasasrabahu dan Sumantri.
Batara Surya pernah memberikan Cupu Manik Astagina kepada Dewi Indra yang menyebabkan kesengsaraan kepada Dewi Indradi dan anak-anaknya, yaitu Dewi Anjani, Subali dan Sugriwa, yang semuanya berubah wujud menjadi kera termasuk para pengasuhnya.
Dalam lakon Pandu Krama, Dewi Kunthi puteri Prabu Kuntiboja dari kerajaan Mandura, memiliki putera bernama Karna atau Suryatmaja dan juga dikenal dengan Suryaputra, adipati Awangga.
Dewi Kunti memiliki putera Karna karena melanggar pesan gurunya, Resi Druwasa, agar tidak mengucapkan Aji Pameling Wekasing Tunggal saat matahari menanjak Karena melanggar pesan dari gurunya itu, Dewi Kunthi mengucapkan aji Pameling Wekasing Tunggal, sehingga Batara Surya datang menemui Dewi Kunthi.
Akibatnya, Dewi Kunthi mengandung jabang bayi yang kemudian lahir dari telinganya dan diberi nama Karna. Batara Surya memiliki tunggangan berupa kereta yang ditarik tujuh ekor kuda. Kereta tersebut pernah dipinjam Batara Wisnu saat mengalahkan Prabu Watugunung, raja kerajaan Giliwengsi.
Sanghyang Surya lah yang mengetahui siapa yang mencuri Tirta Amerta atau air kehidupan yang hilang dari kadewataan, yang tak lain adalah Kala Rahu. Akibatnya Batara Surya diancam oleh Kala Rahu, akan ditelan.
Apabila Sanghyang Surya bisa ditangkap dan ditelan Kala Rahu, maka akan terjadi gerhana matahari yang kita kenal sekarang ini. Batara Surya adalah Dewa Matahari dan kahyangannya disebut Ekacakra.
Ia menerangi arcapada, memberikan keleluasaan bagi mahkluk hidup untuk tumbuh dan berkembang pada waktu siang hari. Batara Surya memiliki dua orang putera dari Dewi Ngruni, yaitu Dewi Suryawati (menjadi isteri Gatotkaca dan lahirlah Suryakaca) dan Suryanindra.