Blangkon adalah merupakan salah satu bagian Busana Tradisional Jawa yang dikenakan oleh Pria di kepalanya. Istilah lain dari Blangkon adalah dhestar atau Udheng.
Blangkon terbuat dari sehelai kain dengan ukuran 1 x 1 meter. Setiap Blangkon memiliki makna dan fungsi berbeda-beda sesuai dengan sukunya. Blangkon ada yang menunjukkan suku, asal, jabatan, agaman dan lain-lain.
Sejarah Blangkon
Sebenarnya tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan secara pasti asal muasal orang Jawa menggunakan ikat sebagai alat penutup kepala. Ikat sudah pernah disebut dalam legenda Aji Saka sekitar 20 abad yang lalu.
Dalam legenda itu Aji Saka berhasil mengalahkan Dewata Cengkar dengan menggelar kain ikat kepala yang kemudian mampu menutup seluruh tanah Jawa. Namun ada juga yang beranggapan bahwa budaya ikat merupakan pengaruh dari Hindu dan juga Islam.
Misalnya para pedagang Gujarat yang selalu menggunakan sorban yang kemudian menginspirasi orang Jawa untuk menggunakan penutup kepala juga.
Blangkon Jawa yang pada umumnya mencakup wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. blangkon hanya digunakan oleh kaum laki-laki/pria sebagai bagian dari pakaian tradisional jawa.
Berdasarkan wujudnya blangkon terbagi menjadi empat:
1.Blangkon Ngayogyakarta
2.Blangkon Surakarta
3.Blangkon Kedu
4.Blangkon Banyumasan
Blankon terbuat dari kain batik berwujud segi tiga, bagian depan dilipat sehingga sisi kanan dan kiri sama. Bentuk Blangkon terdapat dua macam, yaitu :
- Blangkon jebehan dan
- Blangkon cekok mondhol.
Blangkon Jebehan biasanya dipakai oleh para luhur di Keraton. Blangkon Cekok Mondhol Kuncung biasanya dipakai oleh para abdi dalem sepuh bupati sebagai berikut :
Pangkat BUPATI RIYA NGINGGIL disebut KRHT/KRAT
Pangkat BUPATI SEPUH disebut KRMT/KRT
Pangkat BUPATI ANOM disebut RMT/RT
Pangkat PANEWU sebutannya BEI/Mng
Pangkat MANTRI sebutannya Mng
Pangkat Lurah sebutannya ML/RL
Dan abdi dalem yang belum memiliki pangkat Punakawan
Bagian-bagian Blangkon
Blangkon mempunyai bagian-bagian tertentu, yaitu kuncung, sunglon, kemadha, talingan, modangan, mondholan, danpucuk udheng. Pucuk Blangkon adalah sisi depan bagian tengah Blangkon. Jika berbentuk lancip disebut perbawan, artinya yang memakai mempunyai jiwa yang berwibawa. Jika berbentuk agak lurus dinamakan kasatriyan, artinya yang memakai mempunyai jiwa ksatria.
Makna Blangkon
Makna Blangkon atau iket dimaksudkan manusia seyogyanya mempunyai pemikiran yang kenceng/lurus, tidak mudah terombang-ambing karena situasi atau tanpa pertimbangan yang matang. Manusia harus dapat memahami tujuan hidup atau sangkan paraning dumadi.
Di Indonesia memang hampir setiap daerah memiliki pakaian khasnya tersendiri yang masing-masing memiliki makna filosofisnya masing-masing.