Suku Rejang adalah salah satu suku bangsa yang mendiami bekas wilayah Lebong, dan Redjang (Bengkulu) dan Rawas (Sumatera Selatan)
Catatan mengenai mereka yang cukup lengkap salah satunya berasal dari buku karya William Marsden yang berjudul The History of Sumatra.
Marsden menyebutkan bahwa selain Melayu (Malays), di Sumatra terdapat pula suku Minangkabau (Menancabow), Aceh (Achenese), Batak (Battas), Rejang (Redjang), dan Lampung (Lampoons). Suku ini adalah satu penduduk asli Bengkulu.
Menurut A. Samid Said dan Dicky Darmawan Butto dalam buku karya Zulman Hasan yang berjudul Anok Kutai Rejang, istilah Rejang bersumber dari Rhe Jang Hyang, yakni nama seorang leluhur suku ini yang berasal dari Mongolia.
Pada tahun 2090 SM, Rhe Jang Hyang dan kelompoknya mendirikan sebuah perkampungan yang bernama Kutai Nuak di daerah Napal Putih, Bengkulu Utara.
Sejarah kedatangan masyarakat Rejang ke tanahnya yang sekarang secara umum dipercayai sama dengan kedatangan masyarakat penutur bahasa Austronesia lainnya. Rejang diyakini berasal dari suatu daerah di utara Kepulauan indonesia saat ini.
Beberapa menyebut wilayah tersebut sebagai Hindia Belakang. Dalam Kebudayaan Rejang karya Ekorusyono, disebutkan bahwa sekurang-kurangnya abad ke-2 Masehi, nenek moyang Rejang berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera.
Mereka lalu menduduki daerah hilir Sungai Ketahun sebelum akhirnya terus menyusuri sungai tersebut hingga sampai ke wilayah Lebong, yang kala itu dinamai Renah Sekalawi..