Keindahan Air terjun Songgo Langit yang melegenda - Jepara, Jawa Tengah

 Jepara selain terkenal akan kota pesisir (yang identik dengan wisata Pantai dan Baharinya) terdapat pula dengan daerah wisata pengunungan. Seperti yang telah saya tuliskan di edisi bulan…..tentang desa Tempur yang indah…dalam perjalanan kali ini saya akan menceritakan salah satu keindahan alam Jepara dengan wisata air terjunnya.Air terjun ini terkenal dengan nama air terjun Songgo Langit.

Air erjun songgo langit


Air terjun Songgo Langit ini terletak di desa Bucu Kecamatan Kembang. Jarak tempuk dari kota Jepara kurang lebih 30 km. di sebelah utara kota Jepara, Untuk mancapai wisata air terjun ini cukup mudah.

 Bila kita menggunakan kendaraan sendiri (roda 2 maupun roda 4) dari pusat kota Jepara kita ikuti aja jalan kearah Utara yang menuju jalur arah Kabupaten Pati yaitu melewati Rute: Kecamatan Mlonggo - Kecamatan Bangrsi dan Kecamatan Kembang.

Jarak rutenya Jepara ke Kecamatan Kembang kurang lebih 20 km. dari Kecamatan Kembang kurang lebih 2 km kita sampai pertigaan jalan yang menuju Desa Cepogo.

Pertigaan ini mudah mengetahuinya. Soalnya selain memang ramai juga di tepi jalan ada papan petunjuk wisata air terjun Songgo Langit. Dalam papan petunjuk ini wisata air terjun Songgo Langit berjarak 11 km. dari pertigaan ini kita menggambil arah ke kanan atau timur.

Sepanjang kurang lebih 2 km perjalanan akan kita lalui adalah daerah hutan Jati. Di sela–sela tanaman pohon Jati milik Perhutani ini terdapat tanaman-tanaman Palawija milik masyarakat setempat.

Dimana tanaman Palawija ini dikelola oleh masyarakat dalam Wadah Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).Saya sedikit tau karena pernah sekitar tahun 2004 saya melakukan penelitian guna menyelesaikan tugas Akhir /Skripsi di desa Cepogo ini.

Setelah masuki Desa Cepogo dan melewatinya kita memasuki Desa Semanding setalah melewati Desa Semanding kita memasuki Desa Bucu. Perjalanan yang kita tempuh sepanjang perjalanan ini kita akan melihat suasana pedesaan yang damai permai dan indah. Di desa Bucu inilah Air terjun Songgo langgit terdapat.

Jika kita melalui perjalanan naik angkota itu juga mudah. Dari terminal Jepara kita naik bus jurusan Pati. Atau bus jurusan Bangsri. Dari Terminal Bangsri ini kurang lebih 4 km kita nanti berhenti di Partigaan menuju Desa Cepoga (pertigaan menuju desa Cepogo ini jaraknya 2 km). Dari Pertigaan ini kita nanti naik Ojek.

Jangan kuatir di pertigaan ini banyak ojeknya, soalnya memang pangkalan ojek. Ongkos naik ojek menju obyek wisata Air terjun Songgo Langit kurang lebih Rp 20.000,-. Jadi Pulang Pergi Rp 40.000,00,-

Memasuki wilayah lokasi wisata Air terjun ini kita di kenakan retribusi tiket masuk :

Dewasa RP. 2000,-

Anak-anak Rp. 1000,-

Parkir Roda 2 Rp 1000

Parkir Roda 4 Rp 2500,-

Parkir Bus Rp 5000,-

Memang di lokasi wisata ini sudah dikelola oleh pemerintah Jepara. Jadi disamping ada tempat untuk parkir juga ada tempat untuk buang air (toilet).

Keindahan air air terjun ini sanggat-sangat memukau : Nuansa keindahan alamnya yang asri, udara yang sejuk-jauh dari polusi, serta kenyamanan yang sangat terasa. Menurut saya cocok untuk wisata keluarga.

Air terjun Songgo Langit ini mempunyai ketinggian 80 m dengan lebar 2 meter. Jadi cukup banyak debit curah air yang turun bila musim penghujan. Bila musim kemarau debit air juga ikut berkurang..Di tempat ini kita dapat mandi..tetapi tetap hati-hati jangan terlalu dekat dengan air terjun.

Soalnya di bawah air terjun ini kedalamannya hampir mencapai 3 meter. Di lokasi wisata ini juga jangan kuatir bila kita kita tidak membawa makanan soalnya di lokasi wisata ini juga ada penjual makanannya….teh, copi hangat siap dihidangkan…..makanan kecil buat anak-anak pun tersedia…harga tidak mahal….

Air erjun songgo langit


Legenda Air terjun Songgo Langit

 Dikisahkan ada seorang jejaka yang berasal dari desa Tunahan menjalin cinta dengan seorang gadis cantik asal Dukuh Sumanding Desa Bucu Kecamatan Kembang. Jalinan cinta mereka ahirnya berlanjut hingga ke jenjang perkawinan. Di sini diceritakan bahwa antara desa Tunahan dan desa Bucu terbentang sungai (sekarang ini sungai yang berada di atas

obyek wisata tersebut airnya mengalir ke bawah menjadi air terjun). Pada zaman dahulu seorang laki-laki melamar seorang perempuan harus membawa perabotan dapur seperti wajan, piring, gelas, dan sebagainya. Serta membawa hewan piaraan kerbau, sapi, kambing, dan lainnya.

Pada suatu fajar si isteri bersiap menyiapkan makanan pagi untuk si suami tercinta. Dalam penyediaan sarapan tersebut si isteri kurang hati-hati sehingga menimbulkan suara-suara alat dapur yang saling bersentuhan. Alkisah, sang mertua (ibu si isteri) menegur anaknya : “Ojo glondhangan, mengko mundhak bojomu tangi” atau dalam bahasa Indonesia : “Jangan gaduh, nanti suamimu terbangun”. Rupanya si suami salah mendengar “Kerjo kok glondhangan, rumangsamu barange bojomu” atau dalam bahasa Indonesia “Kerja kok gaduh, memangnya barang bawaan suamimu”.

Pada saat itu juga si suami merasa tersinggung dengan perkataan sang mertua itu, kemudian pada suatu tengah malam kedua pengantin tersebut berniat pergi dari rumah untuk pindah ke tempat asal suami dengan mengendarai pedati/gerobak yang ditarikoleh sapi.

Oleh karena jalannya begitu gelap, maka pedati yang mereka naiki salah jalan (kesasar) sehingga terasa pedati tersebut masuk jurang yang sangat dalam (sekarang air terjun Songgolangit) dan sepasang pengantin tersebut hilang tidak ada yang mengetahui keberadaanya.

Air erjun songgo langit


Legenda tersebut bersifat turun temurun dan masih melekat kuat di hati masyarakat setempat sehingga merupakan pantangan antara orang-orang desa Tunahan dan desa Bucu untuk hidup sebagai suami isteri, karena dikuatirkan hubungan rumah tangga mereka akan mengalami kemelut.

Sedangkan dinamakan air terjun Songgolangit, karena dilihat dari bawah maka air terjun tersebut tampak seakan akan menyangga horizon langit (jawa : nyonggo langit).

Konon ceritanya air terjun ini ditunggui oleh sepasang suami isteri yang ikut menjaga kenyamanan para wisatawan yang menikmati keindahan obyek wisata tersebut, karena mereka merasa bahwa pengunjung-pengunjung adalah tamunya yang perlu dihormati dan dijaga keamanannya dan kenyamananya.

Post a Comment

Previous Post Next Post

AdSense

Contact Form