Kisah Raden Bharata dari Ayodya

  Ayah dari Bharata yang bernama Dasarata, merupakan Raja dari kerajaan Ayodhya. Dasarata memiliki 3 istri, yaitu Dewi Kosalya memiliki putera bernama Rama; Dewi Sumitra memiliki putera kembar bernama Laksmana dan Satrugna; Dewi Kekayi memiliki putera bernama Bharata.


KELUARGA DAN MASA KECIL

Keempat saudara tersebut saling menyayangi satu sama lain, dimana mereka dididik oleh Resi Wasista. Wasista sendiri merupakan salah satu penulis kitab Weda, serta merupakan leluhur dari Maharesi Wiyasa yang kelak akan menulis kitab Mahabharata. Dalam kitab Ramayana juga menyebutkan bahwa Bharata cenderung dekat dengan Satruga, sementara Rama dekat dengan Laksmana.

Bharata Ramayana


BIODATA BHARATA versi kitab RAMAYANA

Nama : Bharata Wangsa

Dinasti : Suryawangsa

Daerah kekuasaan : Ayodhya dan Takshshila

Ayah : Dasarata (Raja Ayodhya)

Ibu : Kekayi

Istri : Mandawi

Anak : Taksa dan Puskala


BIODATA BHARATA versi kitab WISNUPURANA

Nama : Bharata (dengan nama kecil, Sarwadamana)

Wangsa/Dinasti : Wangsa Chandra

Daerah kekuasaan : Bharatawarsha (Asia Selatan)

Ayah : Duswanta (Raja Kuru)

Ibu : Sakuntala

Istri : Sunandadewi

Anak : Bhumanyu dan Bharadwaja (anak angkat dari Dewa Marudgana)


MASA PEMBUANGAN RAMA

Atas hasutan dari seorang pelayan nan licik, Dewi Kakayi memaksa Dasarata untuk menjadikan puteranya, yaitu Bharata, sebagai penerus takta kerajaan. Walaupun secara adat, Rama sebagai putera dari istri pertama, yang berhak meneruskan takta.

Bahkan Dewi Kakayi pun mampu mempengaruhi Dasarata untuk mengusir Rama ke hutan untuk menjalani pengasingan selama 14 tahun, ditemani oleh istri tercinta yaitu Dewi Sinta serta adik yang setia yaitu Laksmana.

Kelakuan tersebut belum diketahui oleh Bharata, yang pada saat itu masih beada di kerjaan pamannya, kerajaan Kakaya yang jauh dari Ayodhya. Atas desakan para menteri Ayodhya yang resah akan kejangalan yang terjadi, serta telah wafatnya Dasarata, maka Bharata pun kembali ke Ayodhya.

Namun setibanya di Ayodhya, Bharata mendapati Rama, Dewi Sinta, dan Laksmana sudah meninggalkan kerajaan untuk menjalani pengasingan selama 14 tahun. Karena kejanggalan yang terjadi berada di luar nalar Bharata, atas desakannya, Dewi Kakayi menceritakan semua yang terjadi. Bharata pun murka, dan tidak bersedia menduduki tahta yang seharusnya milik Rama.

Bharata baratayuda


Bharata menyusul Rama menuju hutan tempat pengasingan dan menginginkan Rama kembali dan menjadi Raja Ayodhya. Namun Rama menolak, dan berjanji bahwa Rama akan kembali dan menjadi Raja Ayodhya setelah “janji pria sejati” yaitu masa pengasingan selama 14 tahun berakhir.

Rama sangat menghormati perintah Ayahandanya, Dasarata. Bharata ditugaskan oleh Rama untuk kembali, dan bersedia memerintah Ayodhya untuk sementara dengan bijaksana.

Atas dasar perintah Rama, Bharata dengan hormat bersedia memerintah Ayodhya, dan sandal dari Rama menjadi lambang bahwa Bharata memerintah Ayodhya atas nama Rama.


MASA PEMERINTAHAN BHARATA DI AYODHYA DAN TAKSHSHILA

Selama 14 tahun Bharata memerintah Ayodhya dengan bijaksana. Ayodhya dibawa menjadi kerajaan yang makmur dan sejahtera. Selama pemerintahan itu pula Bharata masih tidak bisa memaafkan tindakan kejam Ibunya, Dewi Kekayi.

Walau demikian, namanya juga Ibu sendiri, Bharata tetap memberikan kasih sayang kepada Dewi Kekayi. Namun kepada Dewi Kosalya dan Dewi Sumitra, Bharata lebih menaruh perhatian kepada mereka. Hal ini ditujukan untuk mengurangi kesedihan mereka karena Rama dan Laksmana yang sedang menjalani masa pengasingan di hutan selama 14 tahun.

Sementara dalam rangka memperluas wilayah kekuasaan, Bharata berhasil menaklukkan suku Gandharwa (raksasa) dan mendirikan kerajaan baru dengan nama Takshshila. Konon ibukota Uzbekistan, Tashkent, merupakan wilayah dari Takshshila. Takshshila sendiri meliputi wilayah Pakistan, Afganistan, dan sebagian Asia Tengah.


AKHIR RIWAYAT

Kembalinya Rama dari masa pengasingan, Bharata diangkat menjadi Yuwaraja (Raja Muda / Calon Raja penerus).

Pada awalnya, Laksmana lah yang ditunjuk sebagai Yuwaraja karena kesetiannya menemani Rama selama pengasingan. Namun Laksmana menolak dan menunjuk Bharata karena kebajikannya yang sangat luar biasa tinggi serta memakmurkan Ayodhya.

Setelah pemerintahan yang gilang gemilang, Rama memutuskan untuk berhenti memerintah Ayodhya dan memutuskan untuk bertapa. Bharata dan Satrugna pun mengikuti jejak

Rama. Pada saat Rama berata di tengah sungai Serayu, Rama berubah wujud menjadi Mahawisnu. Sementara tubuh Bharata dan Satrugna bersatu dengan tubuh Mahawisnu.

Post a Comment

Previous Post Next Post

AdSense

Contact Form